teks

teks
  • Latest News

    Jumat, 03 Juni 2016

    PROFIL KABUPATEN DOGIYAI

    ( logo kabupaten dogiyai )


    I.    PENDAHULUAN
    Pemekaran wilayah di era reformasi didasari pada rasa ketidakpuasan atas berbagai kesenjangan pembangunan, seperti kesenjangan wilayah, pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan memperoleh pendidikan, kesehatan dan lain-lain  yang mengindikasikan bahwa hasil-hasil pembangunan yang sudah dilaksanakan, dirasakan belum memenuhi rasa keadilan atau belum merata keseluruh pelosok-pelosok wilayah Republik Indonesia. Hal inipun dirasakan oleh masyarakat di wilayah pembangunan II Kabupaten Nabire, yaitu masyarakat distrik-distrik yang berada di daerah pedalaman Kabupaten Nabire yang sampai saat ini masih mengalami ketertinggalan pada semua aspek kehidupan.
    Pemekaran wilayah dipandang perlu dilakukan mengingat luas wilayah dan kondisi geografis yang sulit dan berat, serta minimnya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi, menyebabkan pelayanan Pemerintah belum menjangkau seluruh masyarakat khususnya di daerah terpencil dan terisolir, disamping terbatasnya dana dalam pelaksanaan tugas-tugas Pemerintahan, mengakibatkan kondisi sosial masyarakat masih memprihatinkan, tertinggal dan terbelakang, bahkan masih ada masyarakat (terasing) yang belum tersentuh oleh Pemerintah. Luas wilayah dan w:st="on"medan yang sulit ditempuh menyebabkan pula terjadinya lepas kendali dan terbengkalainya jangkauan pelayanan Pemerintah kepada masyarakat. Lambannya pembangunan di wilayah yang jauh dari ibukota akibat kesulitan transportasi atau aksesibilitas, berdampak pada kondisi ekonomi yang  kurang menguntungkan, sehingga menyebabkan kesenjangan pertumbuhan wilayah.
    Konflik politik antar masyarakat, kelompok masyarakat dan antar pejabat sangat menguras perhatian, yang diakibatkan adanya rasa ketidak-adilan atau ketidakpuasan atas berbagai kesempatan dalam pemerintahan, masyarakat merasa kurang diberi kesempatan dalam berbagai hal di berbagai bidang, dengan kata lain kurang adanya keterwakilan masyarakat yang heterogen.
    Potensi sumberdaya alam yang melimpah dan sangat dibanggakan yang dimiliki hampir oleh seluruh kabupaten di Provinsi Papua ini, belum dapat dikelola/dimanfaatkan untuk dapat  dijadikan sumber penerimaan daerah yang sangat diperlukan sebagai biaya untuk melaksanakan pembangunan daerah.
    Pemberian pelayanan dalam suatu proses pemerintahan bermakna penyediaan kemudahan dan kemanfaatan kepada masyarakat dalam upaya mencapai hidup yang sejahtera dan bermartabat. Pelayanan yang belum maksimal pada semua sektor ini, mengakibatkan rendahnya tingA semua segi kehidupan masyarakat dan dengan demikian dapat menyangkut aspek hak dan kewajiban masyarakat.
    Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat perlu dilakukan suatu terobosan baru melalui suatu kebijakan khusus, antara lain melalui pembentukan satuan administrasi pemerintahan baru, terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal. Kesenjangan pembangunan yang terjadi sangat lama tersebut, telah memunculkan keinginan masyarakat yang telah disampaikan kepada pemerintah daerah, berupa aspirasi dan tuntutan untuk membentuk kabupaten baru, yang telah menjadi kenyataan dengan telah disahkannya Undang-Undang Pembentukan Kabupaten Dogiyai pada Sidang Paripurna DPR-RI tanggal 6 Desember 2007, melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Dogiyai.


    II.     DESKRIPSI KABUPATEN DOGIYAI
    Selayang Pandang Kabupaten Dogiyai

    Pada masa Pemerintahan Belanda dengan Gubernur Van Waardenburg tepatnya mulai 1 April 1952 wilayah Papua dibagi dalam 4 Afdeeling. Wilayah Paniai merupakan bagian dari Afdeeling Central Bergland yang terbagi dalam 3 Onder Afdeeling, yaitu :
    a.   Onder Afdeeling Wisselmeren    dengan ibukota Enarotali
    b.   Onder Afdeeling Tigi dengan Ibukota Waghete
    c.   w:st="on"Onder Afdeeling Groote Valley dengan Ibukota Wamena.
    Saat itu Distrik Kamu yang merupakan cikal bakal wilayah Kabupaten Dogiyai ini, masuk dalam Onder Afdeeling Tigi yang berkedudukan di Waghete meliputi 3 (tiga) wilayah distrik, yaitu :
    1. Distrik Tigi
    2. Distrik Kamu
    3. Distrik Teluk Sarera di Nabire

    Pembagian terakhir menjelang penyerahan kekuasaan pada tahun 1961 Wilayah Papua terbagi dalam 6 Afdeling, 83 Onder Afdeling, 83 Distrik dari 2.087 Dorps serta 5 wilayah eksploratie. Pada zaman itu, Paniai masuk dalam Central Bergland dengan kedudukan Ibukota sementara di Holandia. Di wilayah Paniai terdapat 2 Onder Afdeling yaitu Wisselmeren dan Tigi serta terdapat 5 Wilayah Eksploratie Resort (daerah Operasi), yaitu Westelijke Bergland, Bokondini en Zwart Valley dan Noord Oost en West Baliem serta Oostelijke Bergland.
    Onder Afdeling Tigi masa itu dipimpin oleh Masaairuc, sementara Kepala Distrik Kamu dijabat oleh seorang Antropolog Belanda bernama Drs. Nicholaus Bomma, sampai dengan penyerahan kekuasaan kepada w:st="on"Pemerintah RI. Sementara itu pejabat-pejabat Wilayah Distrik Tigi (wilayah Dogiyai sekarang) sejak 10 November 1962 menjelang penyerahan kekuasaan, adalah sebagai berikut :
    1.   Florens Imbiri, Candidaat Bestuur Assistant (C.B.A) Distrik Moenamani
    2.   Edmundus Inggirik, (C.B.A) Distrik Mapia

    Secara de facto Irian Barat telah masuk ke Republik w:st="on"Indonesia pada 1 Mei 1963. Selanjutnya Surat Keputusan Wakil Perdana Menteri Republik w:st="on"Indonesia Nomor : 120/PM/1965 tanggal 23 Nopember 1965, Paniai ditetapkan menjadi Kabupaten Administratif dengan Ibukota Enarotali yang terlepas dari Kabupaten Jayawijaya. Pada saat penyerahan kekuasaan pemerintahan tersebut telah terbentuk beberapa distrik antara lain Distrik Kamu dan Mapia yang merupakan distrik-distrik dalam Kabupaten Dogiyai.
    Saat peralihan kekuasaan dari Pemerintah UNTEA kepada Pemerintah RI, maka Jabatan Kepala Distrik Kamu yang dijabat oleh seorang Antropolog Belanda bernama Drs. Nicholaus Bomma, pada tahun 1965 diserahkan kepada Edmundus Inggirik sebagai pejabat Kepala Distrik Kamu pertama, sejak integrasinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi. Sedangkan di tahun yang sama yang menjadi  Kepala Distrik saat Pembentukan Distrik Mapia adalah Hein Inauri.
    Sejalan dengan Pergantian Undang-Undang Pemerintahan Daerah, yaitu Nomor 18 tahun 1965, maka Pemerintah Pusat merasa perlu menetapkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Irian Barat, dengan demikian Kabupaten Administratif Paniai ditetapkan menjadi Kabupaten Otonom atau Kabupaten Daerah Tingkat II Paniai. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969, Kabupaten Administratif Paniai berubah menjadi Kabupaten Dati II Paniai (Nabire sekarang).
    Pembentukan Kecamatan/distrik di wilayah Dogiyai setelah pemerintahan RI, dilakukan pada tahun 1974, melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1973 tentang Penghapusan Wilayah KPS dan Distrik serta Membentuk Pemerintah Wilayah Kecamatan di Propinsi Irian Jaya,  menindaklanjuti Permendagri tersebut Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Jaya mengeluarkan Surat Keputusan Nomor  194/GIJ/1973 tentang Pelaksanaan Pembentukan Kecamatan di Seluruh Propinsi Irian Jaya 1973-1974, dan Nomor 195/GIJ/1973 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan Kecamatan di Seluruh di Daerah Propinsi Irian Jaya. Pembentukan kecamatan di Propinsi Dati I Irian Jaya dilakukan dalam 3 (tiga) tahap sejak tahun 1973, dimana Kecamatan Kamu dan Mapia masuk dalam Tahap kedua pada tahun 1974.
    Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1996 tentang Penetapan 63 Kecamatan di Propinsi Irian Jaya, maka Perwakilan Kecamatan ditetapkan menjadi Kecamatan Definitif, antara lain Perwakilan Kecamatan Sukikai (Piyaiye) dan Ikrar (Kamu Utara) yang merupakan distrik dalam wilayah Kabupaten Dogiyai.
    Dengan pertimbangan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1996 Kabupaten Dati II Paniai dimekarkan menjadi 3 Kabupaten yaitu :
    a.   Kabupaten Dati II Nabire dengan Ibukota Nabire;
    b.   Kabupaten Administratif Paniai dengan Ibukota Enarotali;
    c.   Kabupaten Administratif Puncak Jaya dengan Ibukota Mulia.
    Dimana saat itu wilayah Kabupaten Dogiyai masuk dalam Kabupaten Nabire, meliputi Distrik Mapia, Kamu Utara, Kamu dan Piyaiye.  
    Selanjutnya pada tahun 2006 dibentuk lagi tiga distrik baru di wilayah Kabupaten Dogiyai, yaitu Distrik Mapia Barat, Kamu Selatan dan Sukikai Selatan. Dan pada tahun 2007 dibentuk lagi tiga Distrik baru, yaitu Distrik Kamu Timur, Mapia Tengah dan Dogiyai, sehingga saat ini di Kabupaten Dogiyai telah terbentuk dan beroperasional 10 distrik, yaitu Distrik Kamu, Mapia, Kamu Utara, Piyaiye, Kamu Selatan, Mapia Barat, Sukikai Selatan, Kamu Timur, Mapia Tengah dan Dogiyai.

    Letak, Kondisi Geografis dan Batas Administrasi

    Kabupaten Dogiyai merupakan wilayah yang telah dimekarkan dari Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai secara geografis terletak pada wilayah pedalaman Kabupaten Nabire, yaitu terletak di antara 135º,20’ BT – 136,37’ BT dan 3º,57’ LS – 4º,15’ LS. Jarak Ibukota Kabupaten Nabire ke Calon Kabupaten Dogiyai ± 250 Km dengan waktu tempuh 9 jam perjalanan dengan sarana transportasi darat, sedangkan melalui transportasi udara waktu tempuh adalah ± 45 menit.

    Secara administrasi pemerintahan Batas Wilayah Calon Kabupaten Dogiyai adalah sebagai berikut :
    Sebelah Utara               :       Kabupaten Nabire
    Sebelah Timur              :       Kabupaten Paniai
    Sebelah Selatan            :       Kabupaten Kaimana dan Mimika
    Sebelah Barat               :       Kabupaten Kaimana

    Luas wilayah Kabupaten Dogiyai adalah 656.864 Ha atau 4.237,4 Km² atau 27,59 % dari luas Kabupaten Nabire 15.358 Km² terbagi dalam 10  distrik/kecamatan, yaitu Distrik Kamu, Mapia, Kamu Utara, Piyaiye, Kamu Selatan, Mapia Barat, Sukikai Selatan, Kamu Timur, Mapia Tengah dan Dogiyai.
    Kabupaten Dogiyai memiliki topografi yang bervariasi mulai dari  dataran bergelombang, berbukit dan pegunungan. Wilayah perbukitan sampai pegunungan meliputi ± 83 % dari wilayah kabupaten ini. Berdasarkan perbedaan geomorfologisnya wilayah Kabupaten Dogiyai dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua ) Zona agrolosistem, yaitu :
    1.   Zone Ketinggian sedang ± 600 - 1500 dpl.
    2.   Zone Dataran tinggi ±  yaitu diatas 600 dpl.

    Iklim, Suhu dan Curah Hujan
    Pada umumnya Kabupaten Dogiyai beriklim tropis basah. Rata-rata suhu udara selama tahun 2007 adalah 28,9º C dengan suhu udara maksimum dan minimum terjadi pada bulan Desember, yaitu 20,8º C sedangkan pada suhu udara maksimum terjadi pada bulan September, yaitu 32,9º C.
    Selama tahun 2007 rata-rata kelembaban udara yang terjadi di wilayah Kabupaten Dogiyai relative rendah dimana perbulannya berkisar antara 75 % - 83% dimana kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Januari dan tertinggi terjadi pada bulan Juli. Rata-rata penyinaran matahari berkisar antara 62% - 72%, dengan penyinaran matahari tertinggi pada bulan Agustus dan penyinaran matahari terjadi pada bulan Februari. Rata-rata kecepatan angin perbulan berkisar antara 2,9% - 4% dengan kecepatan angin terendah terjadi pada bulan Maret dan tertinggi terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus, Oktober, November dan Desember.


    Kabupaten Dogiyai mempunyai curah hujan yang hampir terjadi sepanjang tahun. Jumlah curah hujan tahunan yang terjadi tahun 2007 mencapai rata-rata sebesar 318,25 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 17,17 hari, curah hujan terendah sebesar 152 mm terjadi pada bulan juni dengan jumlah hari hujan 11 hari dan curah hujan tertinggi sebesar 602 mm terjadi pada bulan Maret dengan jumlah hari hujan 22 hari. Cuaca di Kabupaten Dogiyai dipengaruhi oleh kondisi pegunungan sehingga angin local sangat dominan, akibatnya Kabupaten Dogiyai tidak ada musim atau hampir setiap bulan terjadi hujan yang rata-rata 18 hari hujan. Sedangkan dibagian selatan sesekali terjadi siklon  local yang berbahaya bagi helicopter atau pesawat yang terbang rendah.

    Demografis
    Jumlah penduduk Kabupaten Dogiyai sampai akhir Mei 2008 berjumlah 68.886 jiwa, yang terbagi menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 35.722  jiwa dan perempuan sebanyak 33.164 jiwa.  
    Selanjutnya komposisi penduduk Kabupaten Dogiyai yang tersebar pada 10 Distrik/kecamatan, baik laki-laki maupun perempuan, serta luas wilayah dan jumlah Kampung, dapat dilihat pada tabel berikut :

    Komposisi Jumlah Penduduk Per Distrik
    No Nama Distrik Luas Wilayah
    (Ha) Jumlah Kel/Kp. Jumlah Penduduk (Jiwa)
      L P L + P
    1
    2
    3
    4
    5
    6
    7
    8
    9
    10 KAMU
    MAPIA
    KAMU UTARA
    PIYAIYE
    MAPIA BARAT
    KAMU SELATAN
    SUKIKAI SELATAN
    KAMU TIMUR
    MAPIA TENGAH
    DOGIYAI 7.760
    153.175
    7.919
    134.900
    45.100
    14.448
    66.700
    8.000
    207.270
    11.592 8
    7
    10
    8
    4
    12
    4
    7
    10
    9 5497
    1.960
    3.872
    3.598
    1.365
    5.963
    1.912
    3.465
    2641
    5.449 5475
    1.719
    3.875
    3.077
    1.322
    5.547
    1.588
    3.298
    2522
    4.741 10972
    3.516
    7.747
    6.675
    2.687
    11.510
    3.500
    6.763
    5.163
    10.200
    10 656.864 79 35.722 33.164 68.733
    Sumber data : Bag. Tapem dan OTDA

    Sosial Budaya
    Secara sosial budaya masyarakat di wilayah Dogiyai yang tersebar dalam 10 distrik ini terdiri dari 1 (satu) Etnis dan Budaya, yaitu Suku Mee atau Ekagi. Dengan adanya kesatuan, kesamaan Etnis dan Budaya tersebut sangat memungkinkan adanya persatuan yang kokoh serta persamaan dalam selera, keinginan dan aspirasi. Diharapkan dengan adanya kesamaan Etnis dan Budaya, permasalahan yang menyangkut sosial budaya dan berbagai perbedaan semakin kecil, sehingga peluang konflik dan permasalahan-permasalahan SARA dapat dieliminir, dan merupakan modal dasar dalam pembangunan.  Disamping itu terdapat juga suku-suku pendatang, baik dari luar calon Kabupaten Dogiyai khususnya seperti Biak, Serui, dan Jayapura, maupun dari luar Papua, seperti Suku Jawa, Bugis, Toraja dan Makasar, yang bekerja sebagai PNS (Aparat Distrik, Guru, TNI  dan Polri, serta pada sektor jasa perdagangan dan pertukangan yang didominasi oleh Suku Bugis dan Makasar, serta suku pendatang lainnya).

    III. Kondisi Perekonomian dan Potensi Daerah.
    Mata pencaharian masyarakat Kabupaten Dogiyai pada umumnya adalah bertani, dataran lembah yang subur dan luas sangat cocok buat lahan pertanian dan perkebunan, peternakan, perikanan. Penghasilan utama adalah kopi. Selain penghasilan utama diatas juga terdapat banyak jenis sayur-mayur dan buah-buahan seperti buah Marquisa, Buah merah dan lain-lain, selain itu daerah ini sangat cocok untuk dijadikan pusat produksi ternak, seperti Sapi, Kambing, Domba, Kelinci, Ayam, Bebek dan berbagai jenis ternak lainnya. Daerah ini juga sangat potensial untuk pembudidayaan bidang perikanan seperti Ikan mas, Nila, Mujair, Udang dan jenis ikan air tawar lainnya. Sehingga Kabupaten Dogiyai dapat dikatakan sebagai Daerah penyangga Kabupaten Nabire dan Paniai dalam bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan.
    1.  Hasil Produksi Pertanian dan Perkebunan
    Kabupaten Dogiyai memiliki lahan yang subur dan berpotensi untuk pengembangan berbagai tanaman pertanian dan perkebunan. Namun sampai saat ini belum dapat dikelola secara baik dan hanya sebatas pada peningkatan lahan, serta produksi belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Sedangkan hasil perkebunan yang menonjol di calon Kabupaten Dogiyai meliputi tanaman kopi dan kakao yang lokasinya tersebar disetiap distrik, terutama Distrik Kamu, Kamu Utara dan kamu Selatan yang terkenal dengan Kopi Moanemani. Pembangunan Pertanian diupayakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi nabati penduduk di Kabupaten Dogiyai, serta untuk disuplai ke Kabupaten Nabire dan Paniai.

    2.  Hasil Produksi Peternakan dan Perikanan
    Perkembangan populasi peternakan di Kabupaten Dogiyai, yaitu ternak sapi sebanyak 388 ekor, kambing/domba sebanyak 438 ekor, babi sebanyak 19.563 ekor, ayam sebanyak 12.601 ekor dan itik sebanyak  2.147 ekor.
    Sedangkan untuk perikanan air tawar dengan jenis  ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas, nila, gurame, mujair, tawes dan lele yang terdapat di Kabupaten Dogiyai masih dikelola secara sederhana untuk konsumsi keluarga, dan hanya sebagian yang dijual ke pasar lokal.

    3.  Potensi Daerah
    Dataran lembah Kamu yang subur dan luas sangat cocok buat lahan pertanian dan perkebunan, peternakan, perikanan. Penghasilan utama dari Distrik ini adalah kopi, dimana Kamu dikenal sebagai penghasil Kopi Arabica (Kopi Moanemani). Selain penghasilan utama diatas juga terdapat banyak jenis sayur-mayur dan buah-buahan seperti buah Marquisa, Buah merah dan lain-lain, selain itu daerah ini sangat cocok untuk dijadikan pusat produksi ternak, seperti Sapi, Kambing, Domba, Kelinci, Ayam, Bebek dan berbagai jenis ternak lainnya. Daerah ini juga sangat potensial untuk pembudidayaan bidang perikanan seperti Ikan mas, Nila, Mujair, Udang dan jenis ikan air tawar lainnya. Sehingga Distrik Kamu dapat dikatakan sebagai Daerah penyangga Kabupaten Nabire dalam bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan.
    Disamping potensi Pertanian, perkebunan dan peternakan, di wilayah Kabupaten Dogiyai terdapat juga potensi hasil hutan kayu dan non kayu seperti Masohi, Rotan, Dammar, Gaharu. Dan potensi pertambangan yaitu emas dan bahan tambang lainnya yang belum dikelola. Kesemuanya ini apabila dikelola secara baik, dapat menjadi Income/devisa Negara, pemerintah daerah maupun bagi warga masyarakat.

    IV. Sarana dan Prasarana
    Secara umum kondisi sarana dan prasarana yang terdapat di Kabupaten Dogiyai, yaitu, prasarana jalan dan jembatan, pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan prasarana dasar lainnya masih sangat minim.  Prasarana jalan di ibukota kabupaten merupakan jalan Trans Irian yang menghubungkan Kabupaten Nabire dan Dogiyai, serta menghubungkan beberapa distrik, sedangkan prasarana jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten ke distrik dan kampung-kampung dan antar kampung belum memadai. Disamping itu terdapat satu lapangan terbang di Moanemani Distrik kamu yang dapat didarati oleh pesawat jenis Twin Otter,  Cassa dan Cessna, serta terdapat beberapa lapangan terbang dibeberapa distrik yang hanya bisa didarati oleh pesawat terbang jenis Cessna.


    Sebagian besar distrik di wilayah Kabupaten Dogiyai telah mempunyai sarana pendidikan, namun fasilitas pendidikan tersebut belum memadai, terutama kebutuhan ruang belajar mengajar dan perumahan guru. Disampaikan pula bahwa kondisi fisik sekolah-sekolah tersebut sebagian besar mengalami kerusakan, serta bangunan tersebut sudah cukup lama dan perlu direhabilitasi. Aktifitas belajar mengajar kurang efektif yang disebabkan oleh kesulitan transportasi dan kekurangan guru/tenaga pengajar serta fasilitas penunjang pendidikan lainnya.
    Kondisi sarana kesehatan yang ada di wilayah ini pun masih minim. Aktifitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang efektif yang disebabkan oleh kesulitan transportasi dan kekurangan tenaga medis serta fasilitas penunjang kesehatan lainnya. Sarana pemerintahan di wilayah Kabupaten Dogiyai, terutama Kantor Distrik, Polsek dan Koramil, rumah jabatan dan beberapa perumahan pegawai, sarana pemerintahan yang ada masih sangat minim.

    V.    PENUTUP
    Aspirasi masyarakat berupa keinginan dan tuntutan untuk membentuk Kabupaten Dogiyai, diakibatkan karena terjadinya kesenjangan pelayanan diberbagai bidang pembangunan. Sedangkan masyarakat di wilayah tersebut sudah lama menginginkan suatu perubahan melalui pelaksanaan pembangunan yang secara nyata dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
    Pelayanan pemerintah kepada masyarakat tidak dapat berjalan secara maksimal, hal ini disebabkan karena luasnya wilayah, letak dan kondisi geografis yang sulit dan terisolir, terbatasnya sarana transportasi dan komunikasi, dana yang terbatas, serta penyebaran penduduk yang tidak merata.

    Melalui pemekaran wilayah akan semakin terbukanya perhatian pemerintah terhadap pengembangan wilayah, yaitu terbangunnya wilayah secara fisik, seperti sarana dan prasarana fisik dan peluang pemanfaatan potensi sumberdaya alam. Terbangunnya wilayah menyebabkan pula peningkatan skala kegiatan ekonomi yang tentunya berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, dalam meningkatkan kesejahteraannya, serta memudahkan pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama putera asli Papua untuk memperoleh kesempatan yang lebih luas dalam berbagai peran, baik dalam bidang politik, pemerintahan maupun  bidang lainnya.

    Demikian Profil Kabupaten Dogiyai ini disampaikan, dalam rangka Peresmian Kabupaten Dogiyai dan Pelantikan Penjabat Bupati w:st="on"Dogiyai RI.

    Sekian dan terima kasih.


    Nabire, 20 Juni 2008

    BUPATI  NABIRE,


    ANSELMUS PETRUS YOUW
    http://magapaiyan.blogspot.co.id/2010/10/profil-kabupaten-dogiyai.html
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: PROFIL KABUPATEN DOGIYAI Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top