teks

teks
  • Latest News

    Sabtu, 04 Juni 2016

    ADAKAH SOSOK PEMIMPIN SEPERTI MANDELA DI PAPUA ?

    ( Foto: nelson mandela )

    OPINI

    Siapa yang tidak mengenal sosok Nelson Mandela, begitu mendengar namanya saja mungkin kita dapat menbayangkan bagaimana perjuangannya dalam membebaskan belenggu Apartheid di bumi Afrika Selatan. Mandela adalah seorang yang memiliki rasa nasionalis tinggi terhadap bangsanya yang tertindas dan menjadi kaum minoritas di negeri sendiri. Lalu ketika muda ia berani menentang kebijakan pemerintah dengan melakukan berbagai aksi demonstrasi dan dalam hal masuk-keluar penjara serta berurusan dengan aparat kepolisian bukanlah hal yang baru baginya. Tujuan yang hendak dicapainya hanyalah satu yakni untuk kebebasan rakyat Afrika Selatan dari kebengisan kolonialis ala apartheid ini. “ Saya dilahirkan tidak dengan keinginan untuk menjadi orang bebas. Saya dilahirkan sebagai orang bebas.” Itulah perkataan tegas yang diucapkan oleh mulutnya, lagi-lagi demi kebebasan. Semua perjuangannya itu harus dibayar mahal dengan 27 tahun meringkuk didalam penjara yang paling keji di afrika selatan, dan nomor sel “46664” menjadi saksi kisah pilunya dalam memperjuangkan kebebasan bangsa Afrika Selatan. Setelah ia menerima kebebasannya dan melalui pemilihan umum di Afrika Selatan telah menjadikan Mandela sebagai Presiden Afrika Selatan setelah FD. Klerk. Namun mandela tidak menikmati jabatannya sebagai Presiden karena hanya dalam waktu singkat saja ia mundur dari jabatannya sebagai Presiden. Kalau saya mencoba membandingkan sosok Mandela dengan sosok-sosok para elite politik di negara kita saat ini, tentu saja tidak ada satupun sosok pemimpin yang berwatak seperti mandela yang tetap menjaga idealismenya bahkan setelah menjadi seorang pemimpin dan penguasa sekalipun. Mandela juga seorang aktivis tapi, dia tidak pernah termakan oleh jabatannya, hal inilah sangat kontras dengan para elit politik bangsa kita yang dulunya aktivis yang idealis ternyata setelah mendapat kekuasaan kehilangan idealismenya. Nelson Mandela tidak mengenal korupsi, kolusi apalagi nepotisme, yang ada dipikirannya hanya ada mencari kebebasan demi bangsanya. Fakta ini sangat bertolak belakang sekali dengan karakter para pemimpin kita yang sedikit-sedikit korupsi, korupsi, dan korupsi. Mandela bukan seorang pemimipin yang suka obral janji-janji. Dia juga seorang orator ulung pada masanya, tapi dia sangat menunjukkan perjuangannya dengan aksinya. Coba kita perhatikan bagaimana para caleg ataupun capres kalau lagi kampanye. Dimana semua bualan tentang janji diobral mulai dari aspek kehidupan mau ekonomi, sosial, budaya, kesahatan dan lainya. Tapi janji ya tinggalah janji terealisasikan saja tidak. Malahan yang ada mereka yang dulunya berjanji malah terjerat korupsi. Kemudian budaya kampanye yang dibarengi unsur money politik juga menjadikan bahwa tidak ada satu sosok pun di papua yang sama dengan Nelson Mandela. Contohnya saya dalam suatu kampanye yang dilakukan oleh para elite kita, pasti para tim sukses mencari masa pendukung untuk berbondong-bondong menghadiri kampanye tersebut. Dengan kalau ikut kampanye maka akan mendapat imbalan sejumlah uang atau dengan bensin gratis, dan mereka juga membuat kampanye gede-gedean dengan mendatangkan para artis papan atas sehingga menjadikan banyak orang yang tertarik datang ke kampanye tersebut. Bagaimana tidak, udah dapat uang, bensin gratis, dan hiburan gratis tentu saja semua itu merupakan magnet yang menarik masa hingga dapat berdatangan. Kemudian nuansa kampanye yang seharusnya menjadi ajang penyampain visi dan misi secara khidmat, namun malah menjadi acara hura-hura belaka.

     Tau Kapan Maju dan Mundur

     Mungkin banyak orang yang akan setuju apabila saya mengatakan bahwa seorang pemimpin yang baik itu adalah seorang pemimpin yang tau kapan dia harus maju dan kapan dia harus mundur serta pemimpin yang baik juga harus dapat menciptakan sebanyak-banyak pemimpin yang baik juga setelahnya. Pada saat dia terpilih sebagai Presiden Kulit Hitam Afrika Selatan yang pertama, momen itulah dimana ia menentukan sikap untuk memimpin negaranya dan menciptakan suatu kondisi agar orang kulit hitam memiliki kesetaraan dengan orang kulit putih. Kemudian sebentar ia menjadi Presiden lalu menyatakan mundur. Ini berarti Mandela ingin memberikan kesempatan pada generasi selanjutnya untuk melanjutkan perjuangannya. Ini menunjukan bahwa Mandela adalah seorang pemimpin yang tahu kapan ia harus maju dan kapan harus mundur. Kalau saya perhatikan di negara kita orang yang selalu mencalonkan diri jadi capres pada pemilu rata-rata adalah orang yang sama pernah mencalonkan diri pada pemilu sebelumnya, dan rata-rata usia mereka yang mencalonkan diri itu diatas 40 tahun. Apakah tidak terpikir oleh mereka untuk menberikan jalan bagi yang muda untuk maju mencalonkan dirinya? Bagaimana mau menciptakan banyak pemimpin yang baik setelahnya kalau yang muda saja tidak diberikan kesempatan.


    Di salah satu negara di Afrika saja ada seorang presiden yang dalam usia muda telah menerima jabatan itu, lalu negara kita kapan? Inilah mungkin suatu pertanyaan yang akan sulit dijawab selama tidak ada ruang bagi yang muda untuk maju dan berinisiatif melangkah kedepan. Semoga saja 2014 nanti akan muncul sosok seperti Mandela di papua yang akan mensejahterakan kehidupan bangsa yang sedang krisis pemimpin ini.

    DAUD AWIPODE AGAPA



    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    Item Reviewed: ADAKAH SOSOK PEMIMPIN SEPERTI MANDELA DI PAPUA ? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top